Pernah dengar BDSM? Kamu mungkin sudah tak asing dengan istilah ini, apalagi setelah kemunculan film Fifty Shades of Grey. Apa itu BDSM? Lantas, apa itu BDSM?
BDSM adalah singkatan dari bondage, dominance, sadism, dan masochism. Bila diartikan, BDSM merupakan praktik seks ‘sadis’ yang dilakukan kepada pasangan.
Adapun, contoh praktik ‘sadis’ yang masuk dalam BDSM adalah mengikat tangan, memukul ringan, dan mengikuti perintah hingga sesak napas erotis. Selain itu, kegiatan BDSM juga dilakukan dengan perlengkapan cambuk dan rantai.
Sehingga kegiatan BDSM sering diartikan dengan perilaku seks ‘sadis’ yang pelakunya melakukan hal kasar hingga ekstrem demi mendapatkan kepuasan seksual.
Ciri-ciri BDSM
Berikut ini ciri-ciri BDSM:
- Aktivitas BDSM dilakukan atas persetujuan kedua belah pihak.
- Dilakukan dengan mempertimbangkan kenyamanan serta keamanan untuk kedua belah pihak.
- Dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku di antara kedua belah pihak.
- Aktivitas seksual BDSM dilakukan untuk mendapatkan kepuasan dan kenikmatan dari kedua belah pihak.
- Tidak menggunakan obat-obatan terlarang dan alkohol.
Istilah dalam BDSM
Praktik seks BDSM kerap melibatkan istilah yang bervariasi. Istilah-istilah di dalamnya mungkin jarang didengar atau memiliki makna khusus yang perlu dipahami sebelum mempraktikkannya. Berikut beberapa istilah dalam BDSM:
- Aftercare: dukungan emosional dan fisik setelah BDSM berakhir. Biasanya hal ini diberikan oleh dominan ke submisif
- Dom drop atau top drop: penurunan adrenalin bagi dominan seteleh adegan BDSM. Bisa dalam bentuk kemarahan atau emosi umum
- Play: istilah lain dari permainan BDSM
- Play party: perkumpulan yang menerapkan BDSM
- Gestur aman (safe gesture): isyarat fisik untuk meminta tindakan dihentikan
- Kata aman (safe word): kata yang menjadi tanda seseorang meminta berhenti
- Vanilla: minat seks konvensional tanpa melibatkan BDSM
- Voyeurism: senang melihat orang lain dalam keadaan terlanjang atau berhubungan seksual.
- Bestiality: seks dengan binatang
- Bottom: kata lain dari submisif
- Bottom drop: periode depresi yang dialami submisif setelah adegan berakhir
- Camming: seks lewat koneksi web
- CBT atau Cock Ball Torture: segala bentuk yang memunculkan sensasi nyeri pada alat kelamin pria
Beberapa Langkah Penanganan BDSM
Bagaimanapun BDSM termasuk gangguan seksual yang harus ditangani. Berikut adalah penanganan yang tepat untuk penderita gangguan masokis seksual:
1. Psikoterapi
Tujuan psikoterapi adalah mengungkap dan mengatasi penyebab perilaku masokis yang dialami penderitanya. Melalui psikoterapi, penderita masokis akan dibimbing dan dilatih agar ia lebih waspada terhadap dampak atau risiko dari perilaku masokis yang dimilikinya.
Dengan demikian, pendrita gangguan masokis diharapkan dapat mengubah perilaku seksualnya agar tidak membahayakan dirinya sendiri dan orang lain.
2. Penggunaan obat-obatan
Selain dengan psikoterapi, dokter juga dapat menangani gangguan masokis dengan pemberian obat-obatan tertentu, misalnya obat penurun kadar testosteron untuk meredam libido.
Pada kasus tertentu, misalnya pada kondisi masokis yang sudah membuat penderitanya merasa cemas atau depresi, dokter akan memberikan obat-obatan penenang dan antidepresan. Obat tersebut juga dapat diberikan untuk meredam hasrat seksual penderita gangguan masokis.
Apa pun jenis obatnya, penggunaan obat-obatan medis untuk menangani perilaku masokis harus berdasarkan pertimbangan dokter sehingga tidak bisa dikonsumsi sembarangan. Meski demikian, sejauh ini belum ditemukan adanya metode pengobatan yang paling efektif untuk mengatasi perilaku masokis.
Jika Anda memiliki fantasi atau kecenderungan seksual yang mengarah pada gangguan masokis, cobalah untuk berkonsultasi ke psikiater untuk mendapatkan saran serta penanganan yang tepat agar gangguan tersebut bisa diatasi.